Rabu, 27 Mei 2009

TRACKING KE KRATON RATU BOKO


Beberapa waktu lalu, Februari 2009, saya mengunjungi Kraton Ratu Boko, ikut memandu para guru MGMP se DIY setelah sebelumnya para guru ini mengikuti Seminar mengenai Museum Alam di UNY.

Ternyata Boko tidak seperti pertama kali saya mengunjunginya, karena sudah mengalami renovasi yang cukup signifikan. Di sisi selatan sudah dibuat welcome view yang menarik, ada aula untuk pertemuan, ada restorannya, lalu kita dapat memulai tracking melalui berpuluh anak tangga sebelum sampai di kawasan Kraton Boko.

CANDI RATU BOKO adalah suatu bangunan yang menurut anggapan para ahli sejarah memiliki multi fungsi yang terdiri dari beberapa komponen, yakni benteng keraton (istana) dan gua. Candi ini juga merupakan salah satu objek penelitian thesis saya mengenai Vastusastra, karena Kraton ini merupakan satu-satunya Kraton Kuno dari jaman Hindu yang masih ada artefaknya, dan akan saya cari kesinambungan dan kontinyuitas konsepnya dengan arsitektur Joglo, dilihat dari adanya bangunan Joglo di paseban, meski tinggal landasannya saja. Kemungkinan tiang dan atapnya dari kayu sehingga telah lapuk dimakan usia. Dari penemuan ini juga saya dapat sedikit menyimpulkan bahwa Ilmu Vastusastra juga diterapkan disini.

Lokasi Keraton Ratu Boko dapat dicapai dari Yogyakarta melalui jalan raya Yogyakarta-Solo, kurang lebih pada Km 17 atau pertigaan Prambanan berbelok ke kanan sejauh + 3 Km.

Bangunan utama Situs Ratu Boko adalah peninggalan purbakala yang ditemukan kali pertama oleh arkeolog Belanda, HJ De Graaf pada abad ke-17. Wujudnya berupa bangunan seperti gapura utama, candi, kolam seluas 20 meter x 50 meter dengan kedalaman dua meter, gua, pagar dan alun-alun, candi pembakaran, serta paseban. Petilasan bangunan pendopo, balai-balai, tiga candi kecil, kolam, dan keputren terdapat di sebelah tenggara. Sedangkan gua Wadon, gua Lanang, dan beberapa gua lainnya, serta kolam dan arca Budha berada di sebelah timur.

Senjakala di Kraton Ratu Boko, sungguh indah, ada yang bilang, tiada senja seindah senjadi bukit Boko...eh masak sih, tergantung ya..tergantung suasana hati kita...


Tidak ada komentar: