Kamis, 30 Juli 2009

DETIK-DETIK UJIAN TESIS

Tanggal 23 Juli 2009 lalu, akhirnya aku menempuh ujian tesis. Malam sebelumnya saya tidak tidur, bukan karena nervous, tapi karena powerpointnya belum jadi, hehehe...biasa...kulino kebut semalam. Sebenarnya sih sudah jadi tapi setelah saya cermati, masih saja kurasa kurang sempurna, jadinya saya lengkapi lagi. Ternyata subuh baru selesai. Mau tidur takut terlambat karena ujianku jam 09.00. Jadinya ya nggak tidur blas, untung sudah biasa, hehehe...
Berangkat jam 8 dianter suamiku yang setia (cieee...), sampai di Pasca masih sepi. Aku nyiapin LCD n Laptop utk presentasi dulu di ruang ujian sambil nunggu. Jam 09.00 Ada Bu Santi datang untuk nyuporteri. Dosen pengujiku Pak Sun Ardi, Bu Suastiwi dan Pak Subroto berturut-turut datang, aku makin deg-degan.

















Presentasi tesis di depan penguji
















Para suporter setia teman2 Pengkajian 07 menunggu di segitiga bermuda pasca ISI.
Ujian selesai setelah satu setengah jam, aku keluar bergabung dengan teman-teman di segitiga untuk menunggu detik-detik menegangkan saat penentuan nasibku. Di Pasca ISI , kelulusan dan nilai tesis diumumkan langsung setelah ujian, setelah rapat Dewan Penguji. Selama rapat tersebut, peserta ujian harus nunggu di luar. Ternyata lama juga, hampir setengah jam.
Akhirnya...aku dipanggil masuk dan diumumkan nilaiku A-, alhamdulillah...aku bersyukur meski nilaiku belum sempurna. Yang penting aku sudah berusaha keras n mati-matian , kalau jatahku cuma A-, aku sudah sangat bersyukur. Memang kekuranganku masih banyak.Kata dosen penguji, pernyataanku banyak yang masih spekulatif dan kesimpulanku masih perlu pembuktian lebih jauh. Ya memang aku akui seperti itu keadaannya. Biarlah yang penting lulus..hehehe...

















Setelah lega, aku ajak teman-temanku makan bakso di Pak Kumis...
Serasa plong hatiku sudah memenuhi standar minimal sebagai Dosen, sudah Magister...
Eh ntar dulu ding...revisi belum dikerjakan udah lega..aahh pekerjaan belum selesai ternyata. Masih harus terus berjuang....setelah itu tetap berjuang n terus belajar n terus studi lanjut sampai tuntas hingga jenjang tertinggi ...semoga aku bisa. Amin.

Kamis, 16 Juli 2009

KE JAKARTA YUUKK...

Dari tanggal 16-18 Juli 2009 saya, suamiku, pak Wayan (Seni Rupa), Pak Wardi (Bhs Jawa), Bu Prapti Karomah (FT), dan Crys Fajar (MIPA) mengikuti Kegiatan Pemaparan Hasil Program Kewirausahaan PT se Indonesia dari DITJEN DIKTI di Hotel Acacia Salemba Jakpus.
Berangkatnya hampir ketinggalan pesawat gara2 aku hrs ngumpulkan Tesis di Pasca ISI dulu.
Untuk acara ini aku terpaksa menunda Ujian tesis hingga 23 Juli. Tapi gapapa, biar semua bisa jalan, meskipun pulang dari Jakarta langsung nyiapin ujian tesis.
Ini kan Sekalian Honeymoon gratisan n dibayar, hehehe

Foto 1. Potret bareng rekan2 peserta dari UNS, Universitas Andalas, dan UNDIP setelah acara pembukaan.











Foto 2. Laper, makan dulu sebelum mengikuti sesi I...nyam-nyam... maknyusss..












Foto 3. Foto di lobi bareng bojoku setelah sesi teakhir malam I...eheh..belum njepret aku dah lari duluan..











Foto 5. Potret lagi di halaman hotel bareng my husband


















Foto 7. Selesai sesi seminar hari I, kembali ke kamar hotel..tapi gak iso turu,padahal aku semalam belum tidur (jadi insomnia nich) akhirnya ngenet aja,(mumpung di kamar ada free hotspotnya) nulis Blog ini..
Keasyikan...sampe lupa waktu.
Eh iya hampir lupa aku.
Harus nyiapin presentasi laporan program besok siang. Powerpointnya sich dah siap, cuma kurang sip, harus dibenahi lagi.
Giliranku maju presentasi jam 13...semoga sukses..amin




Naa kan, lupa lagi n lagi..
Powerpoint tuk ujian 23 juli juga belum kubuat
Dicicil di hotel aja aahh...























>Ngantuuuuk...jam berapa ya? wah jam 02.00 WIB.pantesan mata dah nggak bisa diajak kompromi.












Tidur dulu aaahhh..ndak kariban
besok biar gak ngantuk pas maju presentasi.
Good night ya...

Sabtu, 20 Juni 2009

BEE'S GALERIA MALL

















Akhir Mei 2009 makan bareng di Bee's Galeria Mall. Menunya makanan Thailand, namanya aneh2 aneh sampai ngomongnya susah waktu pesen. Sekarang aja aku dah lupa lagi nama-nama menunya.

Fahmi sih cocok makan disini, emang dia sukanya makan yang serba ditepungin, entah itu tahu atawa daging. Wiii liat tuh, Fahmi lahap sekali ya..
Suffa keponakanku yang juga kuajak, makan dengan tenang...kayak biasanya...

















Mamase, biasa...makannya sedikit tapi perut buncit, hehehe...

Sindrome setengah baya nkali..
Eh iya dibelakangnya mas Hajir tuh keluarganya pak Tatang Amirin, dosen FIP. Ternyata beliau juga suka makanan Thailand.
Rumah makan Makanan Thailand yang konon enak juga tuh Phuket, tapi aku belum pernah kesana,kapan2 wisata kuliner ke sana ahhh...

















Aku...yang paling kusuka saladnya, abisnya makanan yang paling kusuka adalah sayur mayur, apalagi yang mentah n seger...

















Fahmi...makanannya dilepas dulu...action..mau difoto nich... makan melulu ni anak.


















Rio, kalau makan diem, tapi habisnya paling banyak n paling cepet.


















Aku, Reza dan Wawan adik iparku lagi asyik menyantap makanan. Enak juga ternyata...tapi aku nggak habis. Padahal pesennya yang porsi reguler...sebelumnya aku sama bu Santi dan bu Eni pernah makan disitu juga dengan porsi Jumbo bisa habis je...Dasar abdul butun...hehehe

Kenapa ya? Why?Why?

TELAGA WARNA DAN KAWAH SIKIDANG DIENG


Cerita ini masih satu rangkaian dengan kisah perjalanan kami menjelajahi Dieng. Setelah mengunjungi kompleks percandian dan museum, kami mengunjungi Telaga Warna yang letaknya sekitar 1 km dari Lembah Percandian. Telaga Warna ini memang memiliki warna yang bermacam-macam, meski kini warnanya cenderung monokromatik, hanya gradasi warna hijau ke biru. Warna ini diakibatkan oleh kandungan mineral vulkanis dalam tanah di dasar telaga.



Banyak cerita mistis yang melingkupi wilayah ini, banyak tempat semedi di sekitar telaga, yaitu di Goa-goa. Tempatnya memang cocok untuk menyepi, seperti bayangan saya akan sebuah telaga sunyi, hiii jadi teringat lagunya Koes Plus: ...kisah seorang putri, yang tengah patah hati, lalu bunuh diri....tenggelam di telaga sunyi...bersama cintanya yang murni...."Telaga ini cocok banget dg gambaran lagu itu. Sunyi...dingin...rimbun, di tengah hutan, dilingkung gunung, agak gelap-gelap dikit..cocok banget buat ngelamun n suicide? hehee..wah jadi serem nich. Tapi tempatnya emang serem, padahal tengah hari bolong lho, bayangin kalau senja turun menyongsong malam nan gulita, hiii...jadi merinding.

Habis dari telaga sunyi, eh telaga warna, kami berangkat ke tempat yang terang n berasap...Kawah Sikidang. Disini seremnya lain, ibarat berdiri di atas kawahyang gemuruh...dimana-mana ada lubang di tanah yang panas dan mengepulkan asap.
Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara terkadang dapat

mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.


Di belakangku adalah kepulan asap dari lubah-lubah kawah di tanah. Kawah ini diberi nama sikidang karena lubangnya pindah-pindah terus, kayak kijang lari.
Udara disini dingin, tapi punggungku panas kena uap asap.
Suasana hampir seperti Tangkuban perahu, tapi disini bau belerang tidak begitu keras dan tidak rame, jadi lebih menyenangkan.
Selain lubang berasap yang gemuruh, juga banyak disana-sini kubangan-kubangan air yang mendidih, waktu aku mencelupkan jariku, wuah panasnya bukan main..besok kalau ada kesempatan ke sini lagi aku mau bawa telur mentah, mau kurebus dikubangan air panas disini, pasti cepat matang..hehehe..


Berpose sejenak sebelum turun bukit. Bukitnya kalau dilihat dari jauh kelihatan terjal, tapi kalau didaki gampang banget. Nenek-nenek aja bisa sampai puncak, apalagi aku yang masih calon nenek-nenek...hehehe...malu donk kalau gak bisa finish.

Jumat, 19 Juni 2009

MENGANTAR ANAK LOMBA LUKIS

Minggu, akhir Juni 2009, saya mengantar anak-anak saya Reza dan Fahmi mengikuti lomba lukis dalam rangka Dies Natalis Ke-46 UNY. Temanya diberikan secara mendadak sehingga anak harus berpikir cepat untuk mewujudkan tema tersebut dalam kertas gambar.
Wah menarik juga, bagi yang biasa berlatih dulu sesuai tema yang sudah diketahui sebelumnya ya agak kelabakan. Tapi anakku cuek aja, yang penting nggambar, katanya. menang atau kalah bagi mereka bukanlah suatu persoalan, saya juga tidak pernah menuntut anak saya harus menang.
Yang penting partisipasinya n kemauannya untuk berkompetisi.
Kalau menurut saya, penilaian karya lukis anak masih sangat subjektif, tergantung pada siapa yang menjadi juri. Juri yang tahu psikologi anak, biasanya memilih juara dari non sanggar, yang notabene masih murni, ekspresinya bebas. kalau jurinya seperti ini anak2ku sering menang, tapi kalau disuruh rapi2 waah mesthi kalah.






Ini Reza sedang in-action...
Reza itu cirinya, sketsnya tegas dan berani, tapi kalau sudah mulai finishing, yaa nggak telaten.












Kalau Fahmi lain lagi, dia dari awal hingga akhir konsisten, tekun. Sketsnya kuat dan berani, finishingnya juga tuntas.
Mungkin kalau ada lomba skets langsung dg spidol fahmi ini bisa sering juara...











Yang telaten dan tekun ya naak...











Hasil karya Fahmi...

Selasa, 16 Juni 2009

MANGUT LELE JETIS BANTUL

Minggu ceria, 14 Juni 09, aku tidak masak. Seharian aku ngetik tesis nggak selesai2, sampai anak2 tidak sempat kubuatkan makan siang. ya udah makan diluar aja. pilihan favoritku ya Rumah Makan di Perempatan Jetis...
Tempatnya sih sederhana, tapi...menunya tuh cocok banget buatku yang notabene wong ndeso asli, hehehe...yang akrab dengan ijo-ijo...
Sekalian ngajari anak2ku makan sayuran.

Bagi anda para vegetaris abis, paling cocok makan di Rumah Makan Mangut Lele di perempatan Jetis Bantul. Sebenarnya kalau mangutnya sih biasa, yang luar biasa itu adalah aneka lalap
sayuran yang melimpah ruah, mau yang matang ada, yang mentah juga ada, waaah pokoknya cocok sekali untuk saya yang pecinta berat sayur mayur.
Kalau mangutnya sih, bagi saya nomor 5, tanpa mangut pun saya tetep mantep makannya, karena gudhangannya enak, ada juga sambel trasi yang mantap banget, trus trancam mentahnya, waaah...cocok...
Oya, yang enak lagi tuh, tempe koronya, dibacem manis dan enak. pokoke..mak nyuuusss...
Coba aja...pasti ketagihan.



Sabtu, 13 Juni 2009

BERENANG DI TIRTO TAMANSARI BANTUL

Kabupaten Bantul punya Kolam Renang Umum yang cukup representatif, namanya Kolam Renang Tirto Taman Sari. Terletak di sebelah Timur Jalan Bantul, dan berada di areal yang cukup luas. Di sekeliling kolam juga terdapat Taman bermain anak-anak yang cukup nyaman.
Saya sering mengajak anak-anak berenang di sana, untk melampiaskan kegemaran anak-anakku berenang. Biasanya anak-anakku berenang di kali kecil dekat rumahku, sempalannya kali Gajah Wong. mereka bisa berenang secara alami karena sejak kecil sudah biasa nyebur kali. Tapi semenjak kali kecilnya akhir-akhir ini mengalami pendangkalan dan alirannya tidak lancar, anak-anak aku larang mandi di situ, tapi sebagai gantinya aku harus mau mengantar mereka ke kolam renang secara periodik, agar mereka tetap canggih berenang,yaah sekalian rekreasi.




Untung di Bantul sudah banyak terdapat kolam renang jadinya nggak usah jauh-jauh ke kota. Tirto Tamansari pilihan paling tepat untuk ngumbar anak-anak berenang sepuasnya...

Rabu, 10 Juni 2009

TATA CARA PENDIRIAN CANDI

Mendirikan candi adalah hak raja. Dalam pelaksanaanya Raja memberikan mandat kepada pejabat di bawahnya . Raja memilki hak istimewa untuk meminta rakyatnya bekerja dalam proyek suci membangun candi, disebut gaway haji.Rakyat dapat berperan sebagai pekerja di proyek atau sebagai penyetor batu-batu.



Hal yang paling penting dalam mendirikan candi adalah menentukan lokasi dimana candi akan didirikan, lahan dipilih melalui berbagai pengujian yang dilaksanakan oleh seorang Brahmana.



Setelah lahan yang idealdidapatkan, dilakukan penentuan batas dan titik pusat halaman candi.
Menurut petunjuk dalam Vastusastra, sebelum suatu kuil didirikan, terlebih dahulu harus ditancapkan sebuah pasak di tanah yang menyimbolkan sebagai axis utama dari alam semesta yang disebut dengan istilah yantra garbha (the womb of the yantra), ada pula yang menyebutnya sebagai gnomon.





Ukuran membangun candi menggunakan patokan ukuran tubuh manusia.




Kemudian, dari titik sentral itu ditarik garis melingkar, termasuk ke sepuluh penjuru mata angin, termasuk zenit dan nadir. Masing-masing arah itu dianggap merupakan tempat kedewaan dan dari kesepuluh titik itulah perencanaan suatu kuil dilakukan.



Lokasi candi terpilih diberi batas bujur sangkar dan ditandai dengan lingga pathok


Sumber: Museum Kailasa Dieng, saat mengunjungi Dieng, 7 Juni 2009.

RAPAT JURUSAN DI RM. AYAM BETUTU



Senin, 9 Juni 2009...
Saya masih capeeek sekali sepulang dari Dieng tadi malam, tapi Senin hari ini ada rapat Jurusan membahas pembagian tugas mengajar. Yaah...terpaksa berangkat deh dikuat-kuatkan...
Tapi tidak rugi, karena rapatnya di RM. Ayam Betutu Jl.Palagan Tentara Pelajar. Lumayan enaak...karena ayamnya dibumbui dg lengkap, diungkep, diberi santan sedikit...waaah ..empuuk n maknyusss, khas ayam Bali,
Siapa kepingin, datang aja ke RM. Ayam Betutu...Dijamin puas, apalagi kalau gratisan kayak gini, hehehe...

VISIT DIENG PLATEAU 2009

Minggu, 7 Juni 2009, kami sekeluarga bersama dua teman saya dari Pascasarjana ISI Yk meluangkan waktu mengunjungi Lembah Dieng (Dieng Plateau) khususnya Candi-Candi di Dieng. Tujuan utama saya ke sana selain refreshing juga untuk mencari data lapangan guna melengkapi tesis saya di Pascasarjana ISI Yogyakarta mengenai "Kontinuitas dan Perubahan Konsep Vastusastra pada Joglo Yogyakarta".



Candi-candi di Jawa Tengah merupakan contoh dari perwujudan budaya Hindu-Budha India di Jawa. Dieng di Jawa Tengah yang berangka tahun 809 M dianggap sebagai contoh seni arsitektur tertua di Indonesia seperti diungkapkan oleh Kempers (1959:32) bahwa “…the Dieng temple are earlier than most of the other momunents…”. Candi Dieng ini merupakan Candi Hindu yang bercorak Siwaistis, berada di dataran tinggi Bangunan Candi Bima di Dieng sangat mungkin didasarkan pada seni bangunan suci di India pada zaman Gupta atau zaman sesudahnya. Puncak atap Candi Bima yang sekarang telah rusak, sangat mungkin dahulu dihias dengan bentuk amalaka. Bentuk demikian biasa dijumpai menjadi penghias puncak atap sikhara pada kuil pemujaan dewa di India, misalnya pada bangunan Parasuramesvara di Bhuvanesvara (Coomaraswamy 1985: 202, plate 216).





Dari 8 candi di Dieng, candi Bima dengan bentuk atapnya seperti atap (sphire) candi di India melambangkan tipe arsitektur yang mengacu pada prototipe-prototipe candi di India Utara, seperti Candi di Mahabalipuram India Utara..

Dataran tinggi Dieng dianggap merupakan suatu tempat yang memiliki kekuatan misterius sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur, sehingga tempat ini dianggap suci. Dieng berasal dari kata Dihyang yang artinya tempat arwah para leluhur. Candi-candi yang berada di dataran tinggi Dieng diberi nama yang berkaitan dengan cerita atau tokoh-tokoh wayang Purwa dalam lakon Mahabarata, misalnya candi Arjuna, candi Gatotkaca, candi Dwarawati, candi Bima, candi Semar,candi Sembadra, candi Srikandi dan candi Puntadewa, sama dengan Candi yang ada di Mahabalipuram India. (Soedarso Sp, Bahan Kuliah Sejarah Seni PPs ISI Yogyakarta, 2007).

Di pintu masuk menuju candi, terdapat sisa-sisa bangunan yang hanya tinggal basementnya aja, disebut Dharmasala. Konon dulu digunakan sebagai peristirahatan bagi para peziarah dan pertapa yang hendak beribadah di candi Dieng. Jadi fungsi candi Dieng adalah sebagai kuil persembahyangan umat Hindu pada masa lampau.




Kami juga menonton film tentang Dieng di Teater Museum Kailasa di Dieng. Tempatnya menyenangkan, berAC dan nyaman. Sangat cocok untuk media pembelajaran bagi siswa da mahasiswa. Di Museum juga banyak terdapat koleksi yang diambil dari artefak-artefak candi berikut keterangannya yang cukup informatif.


Pulangnya kami membeli edelweiss, bunga abadi dari gunung...

Kami juga sempat mengunjungi tempat wisata lainnya seperti: Kawah Sikidang, dan Telaga Warna. Pokoknya tempat wisata di Dieng macam2, tapi karena waktu yang tidak memungkinkan untuk mengunjungi semua, kami hanya mengunjungi 3 tempat saja. Mungkin lain kali bisa puas berputar-putar ke semua objek.


Rabu, 03 Juni 2009

ME AND MY STUDENTS



Foto bareng mahasiswaku dalam pameran Mata Kuliah Desain Interior di Ruang pameran Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY.







Nggarap taman di depan Kanopi Pintu Masuk Gedung Jurusan Pendidikan Seni Rupa UNY
Yook yang giat dan kompak biar cepat selesai...

Minggu, 31 Mei 2009

KARYA LUKISKU


MEDITATION
digital imaging (70x90)
2007
(Dipamerkan di R. Pameran PPs ISIYk)

STRANGE CREATURE
Digital Imaging (70x90)
2007
(Dipamerkan di R. Pameran PPs ISIYk)



RUMAHKU DULU
Oil on Canvas (70x90)
2007
(Dipamerkan pada Pameran Seni Rupa Nusantara 2007 di Auditorium UNY)



KUDA LUMPING
Acrylic on Canvas (70x90)
2004
(Dipamerkan pada Pameran Dosen-Alumni-Mahasiswa di TBY Yk 2004)



WOMAN
Acrylic on Canvas (70x90)
2005


PASAR
Poster Color on paper (60x40)
2001
(Dipamerkan di Hall Rektorat UNY 2001)



BELI BUBUR
Poster color on paper (60x40)
2001

RED EDEN
Oil on Canvas (70x90)
2003
(Dipamerkan di Gedung Pusat Muhammadiyah Yk 2003)


TELLING A STORY
Acrylic on Canvas (60x60)
2006
(Dipamerkan pada Pameran Dosen Seni Rupa UNY di Balai Rupa Tembi 2006)


TWo DANCERS
Oil on Canvas (60x60)
2008
(Dipamerkan pada Pameran Lukisan Dinamika Estetika di TBY Yogyakarta 2008)


HOME SWEET HOME
Oil on Canvas (100x100)
2007
(Dipamerkan pada Pameran Lukisan Dinamika Estetika di TBY Yogyakarta 2008)



PEMETIK BUNGA
Oil on Canvas (70x90)
2008
(Dpamerkan pada Pameran Seni Rupa Nusantara di Auditorium UNY 2008)